Kedua, Menjadi bukti betapa tidak berdayanya manusia, jangankan menangkis mushibah, memprediksi kapan datangnya musibah secara valid tidak sanggup. Dengan demikian muncul perasaan akan keagungan dan kemahakuasaan Allah ‘azzawajalla.
Ketiga, Untuk menggugurkan dosa dan mengangkat derajat seorang mukmin.Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5641).
Keempat, Dengan adanya musibah didunia ini, membuat orang2 jadi sadar akan adanya hari kiamat, coba aja didunia tak ada sedikitpun musibah, happy terus tiap hari, tentu dlm suasana seperti itu susha bagi kita mengingat ancaman Allah.
Kelima, Menjadi cara Allah dalam menegur kesilapan dan dosa kita pada-Nya. Allah berfirmaan ,”43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. al An’am : 43).
Keenam, Agar manusia tidak berlaku sombong, Allah berfirman, “dan Sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. al An’am : 42).
Ketujuh, Beribadah ketika ada musibah tentu memiliki pengalaman yg khas dan pahala yg berlipat2 kali ganda. Dari Ma’qil bin Yasar, Rasulullah bersada, “beribadah diwaktu ada ujian seperti hijrah kepadaku.” (HR. Muslim, no. 2948).
Kedelapan, Kita mendapatkan nikmat setelah didahului musibah, tentu nilainya berbeda dengan nikmat lainnya. Ini mengajak kita untuk sentiasa mensyukuri nikmat yg dah Dia anugerahkan.
Kesembilan, Obat dari kerasnya hati, Allah berfirman, “ Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. al An’am : 43).
Kesepuluh, Sudah menjadi sunnatullah: setiap ujian akan membuktikan siapa yang benar2 beriman pada Allah, siapa yg setengah hati, siapa yg baik, dan siapa yg buruk. Allah berfirman, “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). “ (QS. ali Imran : 179)